Menlu Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia kembali mempertanyakan komitmen solidaritas internasional dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di dunia. Dalam pertemuan puncak yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, Menlu menyuarakan keprihatinan atas lambannya respons global terhadap konflik yang mengakibatkan penderitaan kemanusiaan berkepanjangan.

Menlu pertanyakan solidaritas internasional selesaikan konflik

Dalam pidatonya, Menlu menyoroti pentingnya kerja sama dan tindakan kolektif dari seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi krisis yang ada. Ia menegaskan bahwa solidaritas internasional bukan hanya sebuah konsep, melainkan sebuah kewajiban moral yang harus diwujudkan melalui aksi nyata. “Kita harus ingat bahwa perdamaian dan keamanan dunia adalah tanggung jawab bersama. Tidak ada satu negara pun yang bisa berdiri sendiri dalam menghadapi tantangan global ini,” ujar Menlu.

Menlu juga mengkritik beberapa negara yang dinilai kurang berkontribusi dalam upaya perdamaian dunia. Ia menyebutkan bahwa masih banyak negara yang lebih mementingkan kepentingan nasionalnya dibandingkan dengan kebutuhan kemanusiaan global. “Kita tidak bisa membiarkan perbedaan politik dan kepentingan ekonomi menghalangi kita untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi menyelamatkan nyawa dan memulihkan stabilitas,” tegasnya.

Lebih lanjut, mengajak negara-negara untuk meningkatkan dukungan finansial dan logistik bagi misi-misi perdamaian PBB. Ia juga menggarisbawahi perlunya reformasi dalam sistem PBB agar lebih responsif dan efektif dalam menangani konflik. Menurutnya, tanpa dukungan dan kontribusi yang memadai, upaya perdamaian akan selalu terbentur oleh keterbatasan sumber daya dan birokrasi yang berbelit-belit.

Di akhir pidatonya,  menekankan bahwa solidaritas internasional bukan sekadar retorika, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan konkrit. Ia mengajak seluruh pemimpin dunia untuk berkomitmen dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan aman bagi semua. “Hanya dengan bersatu dan bekerja sama, kita bisa mengatasi konflik dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan,”